Ruang pribadi
Halo, assalamualaikum.,
Selamat datang di ruang pribadi saya,.
Saya hanya ingin membagikan perjalanan hidup saya dan beberapa hal yang sudah saya alami selama 20 tahunan ini.. terima kasih juga yang sudah berkenan mampir untuk sekedar mengenal atau hanya sepintas membaca.,
Salam hangat..
Ahmad Muzaki
01
Saya Lahir pada tanggal 15 desember 1999, di desa gempol pasar utara, banyusari, kabupaten karawang - Jawa barat. Saya tumbuh dan hidup dilingkungan keluarga yang alhamdulilah mau mendukung untuk belajar, ya walaupun saya bisa dibilang telat baru bisa baca lancar di kelas 4 SD. agak menghawatirkan memang.
Saya anak ke 3 dari 3 bersaudara kandung, kedua kaka saya semuanya adalah laki-laki. Usia kami saling berbeda 6 tahun, dari jarak kakak pertama ke kakak kedua 6 tahun, dari kakak kedua sampai ke saya juga 6 tahun. Semacam sebuah kebetulan, ya.
02
Qadarullah..
Saya tidak pernah sekolah di TK/PAUD, karena keadaan ekonomi keluarga saat itu sedang terbatas dan masih menggarap sawah. Disaat teman-teman seusia saya sekolah di TK/PAUD, orang tua saya hanya membawa saya untuk ikut ke sawah. Saya ikut bermain-main padi.
03
Saya masuk sekolah SD Gempol pasar diusia 7 tahun. Pertama kalinya saya memulai belajar di sekolah, waktu itu saya belum ada keberanian atau tidak sepercaya diri teman-teman saya yang lain. Ditahun awal-awal sekolah Dasar, saya takut sekali kalau harus duduk didepan, jadi harus mengambil bangku paling belakang. didepan Takut ditunjuk sama guru ; ketakutan saya waktu itu.
Saya sering merasa
takut dan tidak berani hampir dalam segala hal, ikut bersosial dengan teman,
ikut kegiatan sekolah, ikut perlombaan dan banyak hal lainnya. Makannya itu
yang membuat saya sangat terlambat bisa membaca. Ibu saya seorang guru dimana tempat saya
sekolah, beberapa kesulitan saya hampir sering dibantu oleh ibu saya, yang pada
akhirnya membuat saya bisa selesai, sampai lulus.
04
Sebagian besar waktu saya habiskan untuk bermain bola bersama teman-teman di lapangan sekolah, sawah atau lahan kosong. Jarak rumah saya ke sekolah hanya berjalan 5 langkah dan sudah sampai. Lumayan jauh yah, Wkwk. Hampir setiap sore saya mengajak teman-teman untuk bermain, menghabiskan waktu sampai adzan magrib berkumandang.
Kadang kami bermain sepedahan di pesawahan atau dipekarangan yang luas , ngebut ngebutan sepeda dan kadang juga saya bermain
layangan sampai panas-panasan ngga kenal waktu. makannya sekarang jadi sawo matang kulitnya.
05
Ibu dan ayah menyuruh saya sekolah madrasah ibtidaiyah sehabis pulang sekolah SD sewaktu kelas 3. Entah hanya perasaan saya saja, tapi masa-masa di madrasah itu adalah masa yang paling berat menurut saya, karena teman-teman saya banyak yang nakal bin bermasalah, ditambah guru ngaji saya galaknya bikin saya gemeter ketakutan.
Berhari-hari saya sekolah madrasah dengan hati yang terpaksa, bahkan di akhir-akhir masa madrasah sering kali saya kabur atau mampir ke tempat PS karena bosan dan takut belajar di madrasah. Mungkin itu contoh buruk yang pernah saya lakukan,. Wadehh. Tapi alhamdulillah, selesai madrasah saya sudah bisa mengaji dan hafal beberapa surat pilihan.
06
Saya kini masuk ke jenjang Sekolah menengah
pertama (SMP) di Pesantren Al-Muhajirin pusat, Purwakarta, jawa barat. Pengalaman
pertama saya jauh dari kedua orang tua dan belajar untuk serba mandiri. 3 hari
setelah pertama kali saya masuk, perasaan takut dan tidak percaya diri saya
masih ada. Saya benar-benar tidak betahan dan ingin sekali pulang. Kebetulan kedua
orang tua saya menjenguk ke pesantren, seketika mereka datang, nangislah air
mata saya. Berkali-kali saya meminta pulang, namun tidak pernah di izinkan sama
sekali.
Tahun-tahun
pertama menjadi santri dan hidup dipesantren. Saya mendapat banyak pelajaran
dan hubungan pertemanan yang lebih besar dari berbagai daerah. Dan saya
termasuk kedalam kategori murid yang biasa-biasa saja. Di sekolah nilai saya
cukup kurang dan bahkan banyak dibawah, dalam 3 tahun itu saya tidak pernah
mendapatkan rangking di sekolah sama sekali. Masuk 10 besarpun, juga tidak. karena Yang saya pikirkan waktu itu hanya gimana saya bisa
betah dan cepat-cepat selesai dari pesantren. Ditahun ke 2 dan 3, saya mulai
terbiasa dengan suasana di pesantren, meski terkadang perasaan ingin pulang
saya lebih kuat dari pada belajar.
Di sekolah, saya hanya ikut-ikutan kegiatan supaya ada teman. Kegiatan yang saya ikuti salah satunya eskul sastra bahasa Indonesia, kegiatan menulis, membaca dan membuat puisi serta sejenisnya. Jujur saja saya tidak begitu faham, yang penting ada kegiatan dan ada teman, hanya itu yang ada dipikiran saya.
Ditahun akhir-akhir
pesantren, sifat kenakalan saya mulai timbul dan terjadi lagi. Saya pernah
memutuskan pulang ke rumah tanpa izin dari pesantren, dan kembali ke pesantren
ke esokan harinya. Dan ini berjalan hampir cukup panjang. Kedua orang tua saya
memahami itu, untungnya mereka memberikan pemahaman yang membuat saya sadar
untuk tidak sering kabur. dan ditahun 2014, saya dan teman-teman angkatan saya lulus dari
pesantren. Senang dan lega rasanya.
07
Saya lanjut dan masuk Sekolah
menengah atas (SMA) atas saran kakak kedua saya, dia
berdalih kalau ada temannya yang alumni sana dan punya kemampuan bahasa asing
yang bagus. Tanpa pikir panjang, saya diantar keluarga menuju pesantren Daar el-qolam 3, Banten.
Untuk survey terlebih dulu. Awalnya saya nolak karena masalah kepercayaan diri
saya dari SMP yang belum juga hilang, dengan penuh keyakinan dan arahan orang
tua, saya berhasil mereka bujuk untuk sekolah di sana.
Tahun pertama
saya di SMA jauh berbeda rasanya dengan apa yang saya alami di pesantren
sebelumnya. Peraturan terasa sangat lebih ketat dan beberapa kali saya sering
terkena hukuman gara-gara melanggar. Hal menariknya disini adalah Rasa percaya
diri saya tumbuh dengan baik dan semua perihal ketakutan saya bisa hilang
seketika. Disekolah saya berani tampil dengan baik dengan bantuan teman-teman satu
kelas saya. Dan karena sering ada pentas seni, saya sering tampil untuk berpuisi
dan kadang bermain drama atau berlelucon. Disanalah kepercayaan diri saya
terbangun dan di masa-masa itu, menurut saya adalah masa yang paling berkesan dalam
hidup saya.
Dihari terakhir
perpisahan SMA, saya bersama satu angkatan saya berjumlah kurang lebih 250 - 290
orang lainnya menghadiri wisuda. Satu persatu nama kita dipanggil, sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa. Alhamdulillah, saya merasa dipesantren ini
menjadi jauh lebih baik dari diri saya sebelumnya. Berkat teman-teman satu
angkatan yang solid dan membantu, guru-guru yang sangat ikhlasnya mengajari
kami disekolah dan dukungan orang tua yang tiada habisnya. Saya telah resmi dinyatakan
lulus dari SMA.
08
Saya melanjutkan
Kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan gunung djati Bandung. Bermodalkan nilai
sekolah sewaktu SMA, alhamdulillah saya bisa masuk jalur UIN se-indonesia (SPAN
PTKIN) saya lupa kepanjangannya apa. Mengambil jurusan pendidikan agama islam,
yang niatan saya adalah yang penting saya
kuliah dan ngga pilih jurusan yang banyak hitung-hitungan matematikanya.
Awal-awal menjadi
mahasiswa di kuliahan, lebih banyak hal baru lagi yang saya alami. Saya tinggal
satu tahun di asrama kampus, bersama teman-teman mahasiswa yang lain. Beberapa alumni
pesantren ikut serta tinggal ditempat saya yang sama, kita kembali
bersilaturahim. Ditahun kedua, saya terpaksa harus mencari tempat yang lain
karena asrama hanya untuk satu tahun pertama. Seorang teman saya dari papua mengajak
tinggal bersama, di sebuah Rumah Qur’an. Buat saya, dulu masih sangat asing
mendengarnya. Seperti apa rumah qur’an? Belajarnya gimana?
Satu buku sudah
rampung, entah kenapa hasrat saya ingin menulis lagi, lagi dan lagi. Sampai menghabiskan
waktu berhari-hari lamanya, tapi buat saya itu adalah hal menyenangkan. Saya senang.
Dikesempatan lain, salah seorang dosen mempunyai percetakan resmi dengan ISBN
nya. Saya merasa tertarik dan sekedar bertanya, bagaimana cara membuat buku
yang baik? Bagaimana cara edit, cetak, atau kirim ke penerbitan?.. dari
pertanyaan sepele itu, saya akhirnya diajak membuat buku baru dan diterbitkan disana. Resmi,
dengan ISBN-nya. saat itu saya masih kuliah di tahun ke 3
10
Berselang beberapa
bulan, saya harus pulang kerumah karena pandemi covid datang. Dan alhamdulillah
entah dari mana, allah memberikan saya jalan dengan mengajar di smp it Amanah
Al-kautsar yang berlokasi di cikampek, karawang.
Hidup menjadi seorang
pengajar di pesantren, lagi lagi memberikan pengajaran dan pengalaman yang
lebih baru. Masuk kedalam dunia kerja serta membagi waktu dengan kepentingan
perkuliahan yang saat itu online. Selama kurang lebih 2 tahun disana, banyak
pelajaran yang saya ambil dengan orang yang berpengalaman di bidang mengajar
atau kehidupan. Dan hal baiknya, 3 buku saya tercipta disela-sela saya
mengajar.
Satu tahun
sebelumnya, saya menjalin hubungan dengan istri saya yang sekarang ini dan akhir
tahun kami memutuskan untuk menikah. Qadarallah, selepas pelaksanaan khitbah
saya, ayah meninggal selepas
jum’atan dari masjid. Mudah-mudahan allah menjaga dan melindungimu, aaamiin. Saya
akhirnya menikah tanpa kehadiran ayah saya disamping. Pihak keluarga kami
sangat kehilangan. Tapi saya berjanji, selepas menikah saya akan tinggal di
rumah untuk menemani ibu di rumah bersama keluarga saya nanti.
Saya dan istri
pindah tempat mengajar, satu bulan setelah pernikahan kami, istri dan saya
sedang mencari- cari tempat mengajar. Karena kami belum punya kerjaan sama sekali. Alhamdulillah.. Dengan izin Allah swt, saya diterima
mengajar di salah satu pesantren Qur’an Al-hasanat di dekat rumah saya. Dan
istri, sudah bekerja di SD tempat dulu saya sekolah..
Semua perjalanan ini
penuh saya syukuri, baik dan buruknya menjadi pembelajaran bagi saya sendiri..
dan alhamdulillah, mudah-mudahan kedepannya saya bisa menambah manfaat dan bisa mewujudkan impian keluarga yang bahagia dunia dan akhirat..
Terima kasih banyak sudah mengenal saya, setidak dari sedikit perjalanan hidup saya..
Note: Gambar hanya ilustrasi
Komentar
Posting Komentar