Kendalikan dirimu, biarkan penderitaan itu berlalu (Dr. Fahrudin Faiz)

 


By : Dr. Fahrudin Faiz 

Ada yang bilang suka cita itu lebih besar dari duka cita, yang lain berpandangan tidak ‘dukalah yang lebih besar dari suka’. tapi pada akhirnya, kedua hal itu tidak dapat terpisahkan. bersama-sama keduanya datang. dan bila satu sendirian bertamu di meja makanmu, ingatlah selalu ada yang lain sedang ternyenyak di perbaringanmu.

Jadi, suka dan duka itu silih berganti dan itu seperti dua sisi mata uang yang sama. Maka jangan khawatir berlebihan, jangan mudah terpengaruh oleh rasa suka dan duka. Biasa saja.

  ingat-ingatlah kalau kamu sedang seneng, ada sedihnya juga. ingat-ingatlah kalau kamu sedang sedih, ada senengnya juga. itu sudah rumusnya hidup.

kadang-kadang yang semula sumber kesenangan pada akhirnya menjadi sumber masalah, sumber kesedihan. Sebagaimana biji buah mesti terpecah agar intinya dapat terbuka. Seperti kata Khalil Gibran ‘kalau saja hatimu masih peka diketari ketakjuban menyaksikan kegaiban yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan. maka derita pedih itu tidak kurang menakjubkan dari kegirangan dan engkaupun akan rela menerima pergantian musim dihatimu, sebagaimana engkau menerima pergeseran musim yang silih berganti merayapi ladangmu. Semusim datang dan semusim pergi’. 

kegagalan itu menakjubkan, sebagaimana menakjubkannya kesuksesan. Penderitaan itu menakjubkan, sebagaimana menakjubkannya kesenangan. Makanya waktu kita shalat disuruh memperbanyak allahu akbar. Allahu akbar itukan ungkapan ketakjuban. Kamu sedang senang atau sedang susah ‘allahu akbar. Banyak diantara yang kamu derita adalah pilihanmu sendiri, dialah ramuan pahit pemberian hidup pada pribadi bagi penyembuhan bagian parah didalam hati. 

   penderitaan itu obat yang buat kamu semakin matang dalam kehidupan. 

Kalau kamu seneng terus, kamu tidak akan dewasa. seperti anak kecil yang dimanja terus ibunya, tidak akan pernah dewasa. kadang-kadang harus dibikin susah, kadang-kadang minta apa tidak harus dikasih. Dia menangis, Dia menderita, tapi dia akan semakin matang cara berpikirnya. Tapi kalau dimanja terus, mentalnya tida akan mateng sampai kapanpun.

 Jadi, penderitaan itulah yang membuat kita semakin naik kelas. Kalau kita tidak terlatih dengan ujian, agak susah nanti menghadapi kehidupan. Seperti cerita dari Daniel Golment ‘ada mahasiswa nilainya A terus, suatu ketika dia dapet nilai -A. Tidak terima sekali dia, harusnya nilai dia A semua karena sudah jelas kepintarannya. Akhirnya Dia pulang kerumah, ambil senjata, balik kekampus dan dosennya ditembak mati. Itu sudah terlihat, sangat tidak mateng secara mental. 

Jadi jangan salah, penderitaan itu membuat kita tangguh. sekali dapet nilai C/D mungkin kamu sumpek, tapi kedua kali sumpeknya tinggal setengah, tiga kali tidak terlalu sumpek, empat kali sudah biasa saja. jadi, jangan khawatir. sekali lagi. penderitaan, membuatmu tangguh.  




      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ruang Opini

Ruang pribadi

Renungan mental 'Tolak Rasa Sakitmu' (Dr fahrudin faiz)